Thursday, April 02, 2009

Exhibition: "My Art Doesn't Stop for Long"


Pameran dan melukis bersama serta kegiatan lain seperti musik, pentas tari, dan bentuk kesenian lain diadakan untuk mengakhiri tahun 2008 dan memulai tahun 2009 di Taman Budaya Yogyakarta.
Orasi budaya oleh sineas Garin Nugroho menandai pergantian tahun 2008 ke 2009. Budiyana dan Ouda Teda Ena dari Kelompok Sepi ikut melukis bersama dan memamerkan karya mereka. Pameran berlangsung pada tanggal 24 Januari samapai 5 Februari 2009.

Tuesday, March 10, 2009

Mural Festival




Beberapa anggota Kelompok SEPI terlibat dalam festival mural yang diselenggarakan oleh Kampung Balapan Yogyakarta bekerjasama dengan Jogja Mural Forum. Festival ini bertujuan mengundang partisipasi warga kampung untuk menghiasi kampung mereka. Gerakan ini adalah semacam participatory art project. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari mulai tanggal 18 Desember 2008.

Preparing for New Year Exhibition

Atas prakarsa beberapa perupa di Yogyakarta, akan diadakan kegiatan yang 'nyeni' di malam pergantian tahun 2008 ke tahun 2009. Beberapa kali pertemuan diadakan dan pertemuan puncak diadakan di rumah Mas Nasirun di Bayeman, Jln. Wates, Yogyakarta. Pertemuan dihadiri oleh para perupa, kritikus seni, dan wartawan. Setelah berembug sambil diskusi dan "gojeg kere" Mas Nasirun mengusulkan tajuk dari kegiatan itu: "Seniku Tak Berhenti Lama" yang merupakan plesetan dari judul lukisan Pak Pekik "Keretaku Tak Berhenti Lama" yang juga sebenarnya adalah cuplikan dari sebuah lagu anak-anak. Tempatnya disepakati di Taman Budaya Yogyakarta. Acaranya berbagai bentuk kesenian dengan format yang bebas dan user friendly.Setelah semua disepakati dilanjutkan dengan acara spontan melukis bersama dengan kanvas dari Nasirun dan Pak Djoko Pekik jadi model.

Saturday, March 07, 2009

Rereading Driyarkara Exhibition

Tiga orang anggota Kelompok SEPI terlibat dalam pameran "Membaca Ulang Driyarkara".
Driyarkara adalah pendiri Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Untuk memperingati Dies Universitas Sanata Dharma diadakan pameran yang melibatkan kurang lebih 40 seniman dari berbagai generasi. Karya yang dipamerkan berupa lukisan dan instalasi. Perupa senior yang terlibat diantaranya adalah Djoko Pekik, Sun Ardi, Subroto, M. Dwi Marianto dan Suatmadji. Seniman dari generasi yang lebih muda diantaranya Samuel Indratma, Yuswantoro Adi, Ong Hariwahyu, Bambang Heras, Hari Budiono, Agung Kurniawan, Arahmaiani, Tita Rubi, Agus Suwage, Fajar Santoaji, Yundhi Pra, Budiyana, Ouda Teda Ena, Jogja Mural Forum dan perupa USD serta perupa lainnya.
Pameran berlangsung dari tanggal 17 Desember 2008 sampai 17 Januari 2009. Pameran ini juga dibarengi dengan dua kali diskusi. Beberapa karya dipinjamkan untuk dipajang di USD selama satu semester atau satu tahun. Beberapa karya lain dihibahkan dan dipajang permanen di USD.

Diskusi dua hari tentang "Driyarkara dan Senirupa"; serta "Driyarkara dan Ruang Publik" menyertai pameran ini.

Thursday, February 26, 2009

*010# Exhibition: Opening Reception


Pada tanggal 3 Agustus 2007 pameran memperingati ulang tahun ke 10 Kelompok SEPI di buka oleh Ibu Puri Hadiprana dari Hadiprana Galeri Jakarta. Dalam pidato pembukaannya Ibu Puri menyampaikan kekagumannya karena sebuah kelompok yang beranggotakan banyak orang dari berbagai latar belakang bisa bertahan cukup lama. Pembukaan ini juga dimeriahkan dengan hiburan musik campursari dari Musik Balok Gosong.
Pembukaan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Puri yang selanjutnya diserahkan kepada Ibu Cindy K Widyastuti salah satu pelukis wanita di Kelompok SEPI, serta penyerahan kenang-kenangan dari Budiyana.
Hadir dalam pembukaan antara lain pelukis senior Djoko Pekik, pengamat seni seperti Rm Budi Subanar, Darwis Khudori serta Rain Rosidi, serta para perupa dan pecinta seni.

*010# Exhibition: Preparation

Pameran dalam rangka ulang tahun ke 10 kelompok SEPI ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam berbagai diskusi. Akhirnya dipilih tema "*010#" (baca: bintang sepuluh pagar). Tema ini menggambarkan perubahan yang telah terjadi selama sepuluh tahun terakhir ini baik di Kelompok SEPI maupun di dunia. Penulis dan kurator akhirnya dipilih Ade Tanesia dan Agus Suwignyo. Kuratorial keliling juga dilakukan oleh lima orang kurator internal yaitu: Kadafi, Dwi Haryanto, S Handari, Zipit Supomo, dan Budiyana. Kelima kurator internal ini mengunjungi studio-studio perupa SEPI, berdikusi dengan para perupa untuk mengoptimalkan karya-karya yang akan dipamerkan.

Kelompok SEPI in Jakarta Art Award

Dua orang anggota Kelompok SEPI menjadi finalis Jakarta Art Award tahun 2008. Yundhi Pra masuk sebagai finalis dengan lukisannya yang berjudul "Freedom to Fly" dan Dwi Haryanto dengan lukisannya yang menggambarkan menyempitnya lahan hijau dan langit biru juga masuk sebagai finalis.
Mereka masuk dalam kelompok 82 finalis menyingkirkan 3456 lukisan lain yang dikirim oleh 941 pelukis. Karya para finalis ini dipamerkan di Jakarta dari 25 Juli - 15 Agustus 2008.
Berita terkait kompetisi dan pameran JAA bisa dibaca di Kompas, The Jakarta Post, dan Media Indonesia.

Bentara Budaya Collection

Bentara Budaya adalah sebuah lembaga kebudayaan yang mempunyai dua ruang pamer di Yogyakarta dan Jakarta. Secara periodik Bentara Budaya memamerkan karya-karya koleksinya. Pada bulan Juni 2008, Bentara Budaya menerbitkan sebuah buku yang berisi koleksi karya senirupa mereka. Peluncuran buku yang berjudul "The Journey of Indonesian Painting: The Bentara Budaya Collection" ini disertai sebuah pameran yang berlangsung dari 12 - 21 Juni 2008 di Bentara Budaya Jakarta. Berita terkait pameran dan penerbitan buku ini bisa di baca di Kompas dan Koran Tempo.
Empat karya anggota Kelompok SEPI termasuk dalam koleksi Bentara Budaya. Karya Kadafi berjudul "Sign of love"; Budiyana berjudul "Prawan Ndeso"; Ouda Teda Ena berjudul "Hujan Setrika di Negri Orang"; dan karya Zipit Supomo berjudul "The Queen of Pantat".
Karya Kadafi dan koleksi lain bisa dilihat di web Bentara Budaya.

Exhibition at Melia Purosani Hotel


Pada bulan Mei 2008 tiga orang anggota kelompok SEPI, Zipit Supomo, Yundhi Pra, dan Ouda Teda Ena memamerkan karya mereka selama 1 bulan di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Karya-karya yang dipamerkan adalah kerja bersama di studio MpatArt Kotabaru, Yogyakarta.
Persiapan diadakan semenjak awal tahun 2008. Penyelenggaraan pameran juga didukung oleh anggota Kelompok SEPI yang lain.

Ethnic Culture Festival



Yogyakarta menjadi tuan rumah Gelar Budaya Budaya Etnik IV. Gelar budaya etnik ini adalah sebuah pagelaran yang menampilkan berbagai kesenian tradisi yang diikuti oleh berbagai kelompok etnik di Indonesia. Acara yang kebanyakan menampilkan tarian dan musik dari berbagai daerah ini diadakan di Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Kelompok SEPI dan beberapa teman perupa dari Kelompok Sabtu Siang berpartisipasi mempersiapkan acara ini dengan melukis bersama di depan Pagelaran Keraton Yogyakarta. Lukisan di atas rami ini dipakai sebagai penyemarak acara ini.
Para perupa Kelompok SEPI yang terlibat dalam acara ini antara lain adalah: Yundhi Pra; Juminar; Zipit Supomo; Martono; Juminar; Alex Landung; Budiyana; Ouda Teda Ena; Dwi Haryanto; Greg Susanto; Surahman; dan Agus Nuryanto